Mola Hidatidosa
Dr. Bayu Aji Nugroho,SpOG, MH
Hamil anggur adalah istilah umum yang sering dipakai untuk menyebut mola hidatidosa. Mola hidatidosa adalah penyakit trofoblastik gestasional yang berasal dari plasenta dan dapat bermetastasis.
Apakah mola hidatidosa berbahaya?
Mola hidatidosa adalah penyakit trofoblastik gestasional yang berasal dari plasenta dan dapat bermetastasis. Mola hidatidosa sering dianggap jinak, maupun sebagai cikal bakal keganasan (kanker). Walau demikian, mola hidatidosa ini berpotensi untuk menjadi ganas (kanker). Di Indonesia, mola hidatidosa dianggap sebagai penyakit penting, sebab sekitar 10-20% kasus dapat berkembang menjadi tumor trofoblas gestasional.
Seberapa sering terjadi mola hidatidosa?
Di Amerika Utara, Australia, Selandia Baru, dan Eropa, angka kejadian mola hidatidosa berkisar 0,57-1,1 per 1000 kehamilan. Sedangkan di Asia Tenggara dan Jepang berkisar sebesar 2,0 per 1000 kehamilan
Di Indonesia, mola hidatidosa dianggap sebagai penyakit penting, sebab sekitar 10-20% nya dapat berkembang menjadi tumor trofoblas gestasional.
Mola hidatidosa dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
Mola hidatidosa Komplit. Mola jenis ini kebanyakan memiliki kariotipe 46 XX (sekitar 90% populasi penderita) atau 46 XY (sekitar 10% populasi penderita). Varian mola hidatidosa komplit terjadi saat sel telur yang tidak memiliki inti dibuahi oleh 2 sperma atau 1 sperma yang berduplikasi. Pada mola hidatidosa tipe komplit, kehamilan ini tidak disertai adanya janin
Mola hidatidosa parsial. Parsial mola kebanyakan memiliki kariotipe 69 XXX atau 69 XXY. Kariotipe jenis ini terjadi ketika normal sperma membuahi sel telur yang telah berduplikasi, dana tau 2 sperma membuahi 1 sel telur. Pada mola hidatidosa tipe parsial, kehamilan mola ini disertai adanya janin
Gejala
Ada beberapa gejala yang dapat terjadi pada mola hidatidosa, diantaranya :
Mual muntah hebat pada kehamilan
Perdarahan sedang-berat pada awal kehamilan (<20 minggu)
Pembesaran rahim yang besar, yaitu melebihi usia kehamilan normal
Kadang disertai tirotoksikosis (peningkatan kadar hormon tiroid yang menyebabkan keluhan seperti tremor, peningkatan denyut nadi, penurunan berat badan secara signifikan, dan lain-lain)
Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis mola hidatidosa :
Kadar hormon hCG dalam darah. Kadar hormon hCG pada penderita mola hidatidosa didapatkan lebih tinggi daripada ibu hamil normal lainnya
Ultrasonografi. Pada pemeriksaan USG, akan tampak gambaran "badai salju"
Histopatologi. Pemeriksaan histopatologi merupakan pemeriksaan paling baik untuk menegakkan diagnosis mola hidatidosa
Gambaran mola hidatidosa
Hasil USG dari mola hidatidosa yang menunjukkan gambaran "badai salju". Hasil dari pemeriksaan histopatologi dari mola hidatidosa.
Pengobatan
Kehamilan mola merupakan kehamilan yang tidak normal, sehingga perlu dikeluarkan secepatnya. Pengeluaran mola hidatidosa dengan cara kuretase dan penyedotan merupakan cara yang terbaik untuk pasien yang menghendaki fungsi reproduksi tetap utuh. Sedangkan cara lainnya yaitu menggunakan histerektomi, yaitu pengangkatan rahim. Pengobatan kemoterapi dapat dilakukan apabila kehamilan mola berkembang menjadi keganasan
Kapan harus kontrol lagi?
Setelah pengeluaran mola, keadaan pasien dipantau untuk mencegah rekurensi dari mola yang jinak dan perkembangan menjadi keganasan. Pemantauan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kadar hormon hCG 6 bulan-1 tahun. Kadar hCG dalam darah dipantau setiap 1-2 minggu apabila kadar hCG darah masih tinggi, dan sebulan sekali dalam waktu 6 bulan apabila kadar hCG telah kembali normal
DAFTAR PUSTAKA
Ghassemzadeh R, Kang M. “Hydatidiform Mole”. [Internet]. 2021. PMID: 29083593. Dikutip dari : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459155/ StatPearls Publishing.
Hidayat R, Sastradinata I. Molahidatidosa from Pathophysiology to Clinical: Literature Review. Biomedical Journal of Indonesia. 2021. 7(1) : 118-124
Paputungan TV, Wagey FW, Lengkong RA. Profil penderita mola hidatidosa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Clinic (eCl). 2016. 4(1) : 215-222
Nugraha GBA, Samodro P. Case study: Thyrotoxicosis on women with complete hydatidiform molar pregnancy. Indonesian Journal of Medicine and Health. 2019. 10 (3) : 292-297.
Yuabova, M. 2018. Molar Pregnancy-Case report. Clin Case Rep Rev. 2018. 4(7): 1-2.
Mendoza R, Lanjewar S, Gupta R. “Placenta, Gestational trophoblastic disease, Molar pregnancies, Complete hydatidiform mole”. [Internet]. 2021. Dikutip dari : https://www.pathologyoutlines.com/topic/placentacompletemole.html. PathologyOutlines.com.