Perdarahan Uterus Abnormal
Definisi Perdarahan Uterus Abnormal
Perdarahan uterus abnormal (PUA) merupakan istilah luas yang menggambarkan ketidakteraturan siklus menstruasi yang meliputi frekuensi, regularitas, durasi, dan volume darah di luar kasus kehamilan. Satu dari tiga wanita akan mengalami PUA selama hidupnya, dengan ketidakteraturan ini muncul di usia menarche dan perimenopause. Siklus menstruasi normal memiliki frekuensi 24-38 hari, selama 7-9 hari, dengan darah yang hilang sebanyak 5-80 ml. Variasi dari keempat parameter ini menyusun diagnosis PUA.1
Patofisiologi
Menurut International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO), PUA diklasifikasikan menjadi 9 kategori. Pembagian ini digunakan terutama di layanan kesehatan umum, sementara subklasifikasi dapat digunakan dalam penelitian atau lingkup subspesialis. 9 kategori ini disusun menjadi sebuah singkatan PALM-COEIN yang terdiri dari polip uterus (P), adenomiosis (A), leiomyoma (L), malignancy atau keganasan (M), koagulopati (C), gangguan ovulasi (O), dan tidak terklasifikasi (N).2
Dalam menstruasi, platelet, thrombin, dan vasokonstriksi arteri ke endometrium bertugas mengontrol perdarahan. Adanya gangguan pada struktur uterus (misalnya leiomyoma, polip, adenomiosis, keganasan, atau hiperplasia), gangguan pada jalur pembekuan darah (koagulopatik atau iatrogenik), atau gangguan pada hypothalamic-pituitary-ovarian axis (aksis HPA, dari gangguan ovulasi/endokrin atau iatrogenik) dapat memengaruhi menstruasi dan berujung pada PUA.1
Pemeriksaan Diagnostik
PUA membutuhkan evaluasi dengan perekaman riwayat kesehatan yang lengkap dan pemeriksaan fisik yang baik. Pemeriksaan laboratorium sebaiknya meliputi hitung sel darah merah lengkap dan pengukuran kadar feritin, pengukuran kadar human chorionic gonadotropin (hCG), tes pembekuan darah, tes hormonal, dan pencitraan bila dibutuhkan. Selain itu, perlu dilakukan identifikasi kualitas hidup dan potensi anemia serta obesitas dan disfungsi ovulasi yang dapat meningkatkan risiko keganasan. Pada perempuan non-gravid premenopause, menstruasi berlangsung sebanyak empat kali per tahun, kecuali bila mengonsumsi kontrasepsi oral.3 Pencitraan yang dapat dilakukan di antaranya yaitu USG transvaginal, MRI, dan histeroskopi.1
Tatalaksana
Berikut adalah pilihan-pilihan tatalaksana untuk masing-masing klasifikasi PUA.4
Klasifikasi | Tatalaksana |
Polip | Reseksi |
Adenomiosis | Histerektomi, adenomiomektomi |
Keganasan | Pembedahan dan tatalaksana ajuvan bila diperlukan Progesteron dosis tinggi (bila pembedahan tidak dimungkinkan) Peringanan (termasuk radioterapi) |
Koagulopati | Asam traneksamat DDVAP |
Gangguan ovulasi | Modifikasi gaya hidup Kabergolin (pada hiperprolaktinemia) Levotiroksin (pada hipotiroid) |
Gangguan endometrium | Tatalaksana sesuai dengan penyakit yang mendasari |
Iatrogenik | Rujuk ke pendampingan fertilitas pada kasus kontrasepsi hormonal dengan perdarahan |
Tidak terklasifikasi | Antibiotik pada endometritis Embolisasi pada malformasi AV |
DAFTAR PUSTAKA
Davis E, Sparzak PB. Abnormal Uterine Bleeding. StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021.
Bacon JL. Abnormal Uterine Bleeding: Current Classification and Clinical Management. Obstet Gynecol Clin North Am [Internet]. 2017;44(2):179–93. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.ogc.2017.02.012
Marnach ML, Laughlin-Tommaso SK. Evaluation and Management of Abnormal Uterine Bleeding. Mayo Clin Proc [Internet]. 2019;94(2):326–35. Available from: https://doi.org/10.1016/j.mayocp.2018.12.012
Whitaker L, Critchley HOD. Abnormal Uterine Bleeding. Best Pract Res Clin Obstet Gynaecol [Internet]. 2016;34:54–65. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.bpobgyn.2015.11.012